Jumat, 22 Januari 2010

UNTAIAN KATA SUFI

(oleh Zunnun)

عَرَفْتُ رَبِّى بِرَبِّى وَلَوْلاَرَبِّى لَمَاعَرَفْتُ رَبِّى
Aku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku dan sekiranya tidak karena Tuhanku aku takkan tahu Tuhanku

(oleh Rabiah al-Adaiyah)

وَذٰلِكَ النُّوْرُهُوَمِفْتَاحُ اَكْثَرِ الْمَعَارِفِ فَمَنْ ظَنَّ اَنَّ الْكَشْفَ مَوْقُوْفٌ عَلَى اْلأَدِلَّةِ الْمُحَرَّرَتِ فَقَدْضَيْقَ رَحْمَةَ الله تَعَالَى اْلوَاسِعَةُ...هُوَنُوْرٌ يُقْذِفُهُ الله تَعَالَى فِىاْلقَلْبِ.
Cahaya adalah kunci dari dari kebanyakan pengetahuan dan siapa yang menyangka bahwa kasf (pembuka tabir) bergantung pad argument-argumen, sebenarnya telah mempersempit rahmat Tuhan yang demikian luas.....cahaya yang dimaksud adalah cahaya yang disinarkan Tuhan dalam hati sanubari seseorang.
اِلَهِى ,اَنَارَتِ النُّجُوْمُ وَنَامَتِ اْلعُيُوْنُ وَغَلَّقَتِ الْمُلُوْكُ اَبْوَبْهَا وَخَلاَ كُلُّ حَبِيْبٍ بِحَبِيْبِهِ وَهَذٰامَقَامِى بَيْنَ يَدَيْكَ
"Ya..Tuhan, bintang dilangit telah gemerlapan, mata telah bertiduran, pintu-pintu istana telah dikunci dan pencinta telah menyendiri dengan yang dicintainya,dan inilah aku berada dihadirat-Mu."
اِلَهِى ,هَذَاالْلَّيْلُ قَدْاَدْبَرَوَهَذَاالنَّهَارُقَدْاَسْفَرَ. شَعْرِى اَقَبِلْتَ مِنِّى لَيْلَتِى فَأَهْنَأَاَمْ رَدَدْتَهَا عَلَيَّ فَأْاَعْزَىفَوْعَزَتَكَ ,هٰذَادَأْبِى مَااَحْيَيْتَنِىوَأَعَنْتَنِى وَعِزَّتِكَ لَوْطَرَدْ تَنِى عَنْ بَابِكَ مَابَرَحْتُ عَنْهُ لِمَا وَقَعَ فِى قَلْبِىمِنْ مُحَبَّتِكَ.

"Tuhanku, malam malam telah berlalu dan siang segera menampakkan diri. Aku gelisah, apakah amalku Engkau terima hingga aku merasa bahagia, ataukah Engkau tolak hingga maku mersa sedih. Dari kemaha kuasaan-Mu, inilah yang akan aku lakukan selama aku Engkau beri hayat. Sekiranya Engkau usir aku dari depan pintu-Mu, aku tidak akan pergi, karena cinta kepada-Mu telah memenuhi hatiku."


أُحِبُكَ حُبَّيْنِ حُبُّ الْهَوَ ۧ
فَأَمَّاالَّذِىهُوَحُبُّ الْهَوَى
وَاَمَّاالَّذِىاَنْتَ اَهْلٌ لَهُ
فَلاَالْحَمْدُفِىذَااَوْذَاكَ لِى وَحُبًّا ﻷَِنَّكَ أَهْلٌ لِذَاكَّا
فَشُغْلِى بِذِكْرِكِ عَمَّنْ سِوَاكَا
فَقَشْفُكُ لِىالْحَجْبَ حَتَّىاَرَاكَا
وَلٰكِنْ لَكَ الْحَمْدُفِىذَاوَذَااكَا

"Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku
Adalah keadaanku senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu
Adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau kulihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
Bagi-Mulah pujian untuk kesemuanya."

يَاحَبِيْبَ اَلْقَبِ مَالِىسِوَاكَا
يَارَجَائِ وَرَاحَتِىوَسُرُوْرِى فَارْحَمِ اْليَوْمَ مَذْنِبًاقَدْاَتَاكَا
قَدْأَبِىالْقَلْبُ اَنْ يُحِبُّ سِوَاكَا

"Buah hatiku, hanya Engkaulah yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang
Kehadiran-Mu
Engkaulah harapanku
Kebahagiaan dan kesenangaku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau."
MAKALAH HADIST TEMATIS
USAHA PEMANFATAN WAKTU

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Akhir Mata Kuliah
HADITS TEMATIS


Dosen Pembimbing :

MOH. AKIB, M.Ag




disusun oleh:
M. AMRILLAH

933100708




jurusan usuluddin prodi perbandingan agama
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN KEDIRI
2010
A. Latar Belakang.
Menejemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya untuk kerja. Sumber daya yang mesti diolah secara efektif dan efisien. Efektivitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan sebelumnmya. Dan efisien tidak lain mengandung dua makna, yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Menejemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input tampak dan dirasakn seperti membuang-buang waktu dengan mengikuti fungsi menejemen dalam mengelolah waktu. Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan memberikan pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu.
Dari tinjauan secara komprehensif pekerjaan yang hendak dikerjaan dan rumusan tertulis sebuah rencana dapat diketahui prioritas hubungan antara aktifitas yang akan dikerjakan sendiri serta didelegasikan. Jebakan yang sering muncul disni adalah rasa percaya diri dapat cepat bila dikerjakan sendiri dimana itu perasaan kurang tepat. Setelah pengorganisasian terhjadi maka penggerakan pun dilakukan yang mencakup pelaksanaan sendiri dan memberikan motifvasi kepada pemegang delegasi. Satu hal yang penting ialah komitmen kuat untuk konsisten pada rencana dan mengeliminasi gangguan-gangguan termasuk permintaan bantuaan dari atasan maupun bawahan dengan cara berani dengan mengatakan tidak.
Akhirnya setelah selesai tuntas pekerjaan dilakaukan pengawasan berdasarkan rencana, yang tidak lupa memberikan reward terhadap keberhasilan. Dalam situasi waktu sesuai rencana belum habis sedangkan pekerjaan telah tuntas, seyogyanya dipergunakan untuk menambah kuantitas, merencanakan pekerjaan sebelumnya dan atau investasi waktu. Pendek kata kualitas menejemen waktu berpedoman kepada empat indikator, yaitu: tetap merencanakan, tetap mengorganisakan, tetap menggerakkan, dan tetap melakukan pengawsan. Empat prinsip tersebut, applikabel dalam semua pekerjaan. Fariasi terjadi dalam kerumitan dan kecepatan setiap tahap dilakukan. Perencanaan jangkah panjang jelas lebih rumit dan relative lama dari perencanaan jangka pendek, bahkan karena begitu pendeknya dimungkinkan perencanaan begitu singkat yang berlangsung dalam hitungan detik.

B. Waktu Dalam Hadist dan Al-Qur'an
tentang menejemen waktu dalam islam seperti diterangkan dalam hadist dibawah ini:

عن أبى عمر رضى الله عنهما قال أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبي فقال كن فى الدنيا كانك غريب أو عابر سبيل وكان إبن عمر رضي الله عنهما يقول اذا أمسيت فلا تنتظ الصباح وإذا اصبحت فلا تنتظر المساء وخذ من صحتك لمرضك ومن حيتك لموتك (رواه ابخارى(
Artinya: "dari Ibnu Umar r.a berkata: Rasulullah SAW memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda: jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asingatau pengembara", Ibnu Umar berkata: jika kamu berada disore hari jangan tunggu pagi hari dan jika kamu berada di pagi hariu jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat ) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu" (riwayat Bukhori).
Dan diperkuat oleh banyak ayat, Allah bersumpah dengan waktu, seperti dalam waktu, seperti dalam firma-Nya:
واعصر إن الإنسان

Artinya: "Demi masa. Sesunggunya manusia itu benar-benar dalam kerugian." (QS.al-Ashr: 12).
والضحى والليل إذا سجى

Artinya: "Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)" (QS ad-duha: 1-2).
Ayat-ayat diatas menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia ini, karena Allah tidak bersumpah terhadap sesuatu dalam Al-Qur'an kecuali untuk menunjukkan kelebihan yang dimilikinya.

Bahkan dalam ayat lain, Allah menegaskan bahwa dengan menggunakan dengan waktu tersebut seorang hambah bisa mengambil pelajaran dan bersuykur.
Tadzakkur berarti mengingat Allah, mengingat nikmat-nikmat Allah yang diberi kepada kita , mengingat bahwa seorang muslim dalam kehidupaanya ini mempunyai tujuan yaitu beribada kepada Allah SWT dan memakmurkan dunia ini dengan nilai-nilai yang diletakkan oleh Allah SWT, mengingat bahwa kematian adalah sesuatu yang benar- benar akan terjadi pada diri setiap manusia, sehingga dia harus mempersiapkan segalahnya untuk menyambutnya. Dengan demikian tadzakkur berati juga kesempatan untuk mengembangkan diri didalam kehidupan ini untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia, Negara, bangsa dan umat, serta diakhirat nanti menjadi pendamping para Nabi, syuhada', Al-Syiddikun, serta Al-Sholihun disurga.
Syukur berarti mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita mensyukuri kesempatan yang di berikan Allah kapada kita, mensyukuri potensi yang diletakkan Allah dalam diri kita, untuk kemudian kita gali, kita kembangkan dan kita aktualisasikan untuk kepentingan masyarakat dan umat. Bahkan Allah telah manyatakan bahwa ulul-albab adalah orang-orang yang mampu memenfaatkan waktunya untuk ketaatan. Allah berfirman:

إن فى خلق السموات والأرض واختلف الليل والنهار لأيات لأولى الألباب
Artinya: "sesunggunya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siag terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal" (QS: ali imron: 190)
Ayat diatas menunjukkan bahwa ulul-albab (para cendekiawan) bukanlah orang yang mampu menghafal kata-kata maupun susunan huruf yang ditulis dalam buku atau mampu menjawab soal-soal ujian disuatu sekolah, akan tetapi ulul-albab adalah orang yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya dan memanfaatkan waktu yang ada, selanjutnya diramu menjadi bekal didalam kehidupan ini, untuk kemudian diteruskan dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Karena kepentingannya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah selama hidup ini. Dalam suatu hadist disebutkan:

لن تزول قدما عبد يوم القيمة حتى يسأل عن أربع: عن عمره فيما أفناه , وعن شبابه فيما أبلاه ,وعن علمه ماذا عمل به, وعن ماله من أن أخذه وفيما أنقه

Artinya: "tidak tergerlincir dua kaki seorang hambah pada hari kiamat sehingga Allah menenyakan empat hal:
• umurnya, untuk apa selam hidupnya dihabiskan.
• waktu mudanya,digunakan untuk apa saja.
• hartanya, dari mana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya.
• ilmunya, apakah diamalkan atau tidak" (hadist hasan, HR.Tirmidzi).
kalau kita perhatikan hadist diatas, kita dapatkan bahwa empat unsur kekuatan yang ada dalam diri manusia, jika ia mau memenfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya akan berhasil di dunia dan akhirat. (kesempatan, kesehatan, harta,dan ilmu).

C. syarah mufrodat

بمنكبي kedua pundak saya :
غريب : asing
عابر سبيل pengembara :
الصباح pagi :
المساء sore :
D. pesan moral dari hadist

Pesan moral dari hadist diatas diantaranya:
• isi waktu kosong dengan kegiatan yang bermanfaat.
• menggunakan satu waktu untuk banyak kegiatan.
• memilih waktu-waktu yang mempunyai keutamaan.
• membagi waktunya dalam berbagai kegiatan.
• ambillah waktu istirahat untuk mengumpulkan tenaga.
• mengerjakan pekerjaan pada waktunya.
• memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi orang banyak.



DAFTAR PUSTAKA
DR. aid Qarny, Hadaiq Dzata Bahja, Jakarta; Pena: 2001
Majalah Al-Manar edisi: 375
Abdul Fatah Abu Guddah, Qimat Al-Zaman inda Al-Ulama', Al-Maghfira, Kairo: 1999
DR. Nashir Sulain Al-Umary, Al-Futur, Asbabuhu Wa Ilajuhu, Kairo: Maktabah Salsabila
Dzail Tabaqat Al-Lanabilah, juz II
Ahmad Zain An-najah, Al-Qur'an dan kehidupan, tafsir baqarah ayat 31.
Ahmad Zain An-Najah, 15 langkah efektif untuk menghafal Al-Qur'an
Al-Sunnah; Banda Aceh, 2002.
Mahmud Misri, Al-Waqtu huwa Al-Hayat Kairo, Muassah Qurtubah 2003

AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR




Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas hadist Tematis

Dosen Pengampu : M. Akib, M.Ag























M. WAFAUL MUHIBBIN
NIM : 9331 005 08







PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA
JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2009


A. Dan Terjemah
عن أبي سعيد الخد ري رضي الله عنه قال :
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من رأى منيكم منكرا فليغيره, فإن لم يستطع فبلسانه, فإن لم يستطع فبقلبه, وذلك اضعف الا يمان (رواه مسلم)
Artinya : dari Abu Said al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rosulullah SAW. Bersabda : Siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (Hadist riwayat Muslim)

A. Latar Belakang
Dinamika kehidupan dunia yang berglobalisasi tanpa adanya satu kontrol dan saringan yang mumpuni akhir-akhir ini sangat mewabah di lingkungan kita, dimana agama yang sebelumnya menjadi landasan kontrol moral dan akhlak manusia kini hanya seperti pekerjaan sambilan yang tidak terkesan penting. Hal itu sebetulnya sangat ironis karena dengan uamt Islam menafikkan agama tentunya moral dan akhlakul karimah yang dimilikinya akan lenyap, dan ujung dari semua perbuatan itu adalah perbuatan amoral. Perbuatan mungkar telah menjadi trendsenter terutama di kalangan muda Islam.
Untuk itu melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar termasuk kewajiban yang harus dilaksanakan setiap muslim untuk menyelematkan masyarakat muslim dari berbagai bencana, penyakit dan kemaksiatan yang akan menghancurkan umat Islam dan akan membunuh sendi-sendinya serta pada puncaknya akan melenyapkan Islam dan pemeluknya.
Amar ma’ruf dan nahi mungkar merupakan salah satu ciri yang hanya dijumpai pada kaum muslimin, tidak ada pada umat-umat lain bahkan keistimewan umat Islam justru dicirikan dengan adanya sifat amar ma’ruf nahi mungkar. Banyak ayat yang menyebutkan tentang amar ma’ruf nahi mungkar dan menggandengkannya dengan sifat kaum muslimin seperti dalam Q.S Ali Imran ayat 110 …. yang artinya : kami adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.

B. Syarat Mufrodat
سمعت = mendengar
منكرا = mungkar
فليغيره = maka rubahlah
بيده = dengan tangannya
يستطع = mampu
فبلسانه = dengan lisannya
فبقلبه = dengan hatinya
اضعف = lemah

C. Penjelasan dari Hadist
Menurut Qodli Ujad hadits ini terkait dengan sifat-sifat seseorang tatkala mengubah kemungkaran. Orang yang hendak mengubah kemungkaran berhak mengubahnya dengan berbagai cara yang dapat melenyapkan dari kemungkaran tersebut, baik melalui perkataan maupun perbuatan (tangan). Jika seseorang memiliki dugaan kuat (yakni jika diubah dengan tangan akan muncul kemungkaran yang lebih besar lagi, seperti menyebabkan resiko akan dibunuh dan lain sebagainya atau orang lain bakal terbunuh karena perbuatannya), cukuplah kemungkaran itu diubah dengan lisannya, seperti diberi nasehat dan peringatan. Jika ia merasa khawatir bahwa ucapannya itu bisa berakibat pada resiko yang sama maka cukuplah kemungkaran tersebut diingkari dengan hati. Itulah maksud dari hadits tersebut. (An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, jilid 11/25)
Berdasarkan hal ini, seseorang yang mampu mengubah kemungkaran, yang dimaksud dengan mengubah kemungkaran melalui hati adalah menasehati pelaku kemungkaran, kemudian (jika hal itu dilakukan, atau tidak mampu dilakukan karena adanya resiko kemungkaran yang lebih besar) memutuskan hubungannya dengan kemungkaran dan pelakunya melalui tindakan, tidak duduk bersama-sama pelaku yang tengah melakukan kezaliman atau tindakan mungkar seperti tidak minum-minum (khomr) bersama-sama, tidak makan-makan (makanan yang haram) secara bersama-sama dengan pelaku tidak melayani atau memfasilitasi dan mendorong mereka melakukan kemungkaran dan sebagainya.
Dari paparan tersebut tampak bahwa pihak yang paling bertanggung jawab dalam melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dan mampu mengubah kemungkaran dengan tangan (kekuatan atau kekuasaan) adalah pemerintah atau negara. Negara memiliki seluruh pranata yang memungkinkannya bisa menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar dan melenyapkan kemungkaran dengan tangan (kekuatan)-Nya seketika.
Masalahnya, di tengah-tengah kaum muslimin saat ini pemerintah atau negara telah berubah menjadi dar al-kufr, syariat Islam diganti dengan hukum thaghuf, sekulerisme dijadikan dasar negara, kedaulatan bukan di tangan Allah SWT., melainkan manusia (yaitu rakyat), kekufuran merajalela di seluruh lapisan, dari dasar hingga ke cabang-cabang, ideologi kufur (seperti komunisme, kapitalisme, demokrasi dan semacamnya) merajalela dan menjadi panutan kaum muslim, bahkan dibela mati-matian artinya negara telah menjadi pelaku atau pemelihara kemungkaran itu sendiri. Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Jawabannya, bahwa kaum muslimin saat ini harus terlibat dalam proses taghyir al-munkar secara global dan inqilabi (revolusioner). Caranya adalah dengan mengembalikan lagi sistem hukum Islam melalui eksistensi negara yang mendasarkan diri, menjaga dan melaksanakan akidah dan syari’at Islam yaitu melalui negara khilafah yang merujuk pada manhaj Nabi SAW., tentu saja semua itu melalui tahapan atau metode yang dilandasi oleh perjalanan Rosulullah SAW. dalam membangun negara madinah, bukan metode lain.
Jika di tengah-tengah kaum muslimin tidak tersirat untuk mengubahnya, bahkan dengan hati sekalipun (membiarkan dan tidak peduli dengan kondisi kaum muslimin saat ini yang didominasi oleh kekufuran), berarti iman dalam hatinya telah sirna dan kemungkaran akan menyelimuti seluruh umat manusia. Pada akhirnya pintu azab Allah yang sangat pedih akan terbuka. Rosulullah SAW. bersabda :
والذي بيده لتأمرن با لمعروف ولتنهون عن المنكر اوليو شكن الله ان يبعث عليكم عقا با منه ثم تد عونه فلا يستجاب لكم
Artinya : demi jiwaku yang ada dalam genggamannya, kalian
memerintahkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran atau Allah akan menimpakan azab atas kalian, kemudian kalian berdo’a kepada-Nya, lalu do’a kalian tidak akan dikabulkan (Hr. At-Tirmidzi)

D. Pesan Moral dari Hadits
1. menentang pelaku kebatilan dan menolak kemungkaran adalah kewajiban yang dituntut dalam ajaran Islam atas setiap muslim sesuai kekuatan dan kemampuannya
2. ridho terhadap kemaksiatan termasuk di antaranya dosa besar
3. sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi mungkar
4. amal merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan kemungkaran juga merupakan buahnya keimanan
5. mengingkari dengan hati diwajibkan kepada setiap muslim, sedangkan pengingkaran dengan tangan dan lisan berdasarkan kemampuannya

E. Gambaran Umum
Secara umum hadits tersebut menggambarkan tata cara dalam mencegah suatu bentuk kemungkaran, baik melalui tangan, lisan maupun hatinya dan apabila hal tersebut telah dilakukan tetapi kemungkaran itu masih dilaksanakan berarti orang yang melakukan kemungkaran itu mempunyai iman yang sangat lemah.

F. Amar Ma’rif Nahi Mungkar
Dari wikipedia bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.

Amar ma’ruf nahi mungkar berasal daripada peristilahan Arab yang bermaksud mendekati perkara-perkara yang baik dan menjauhkan perkara-perkara yang tidak baik.
Dalam Al Qur’an dijumpi lafadz “amar ma’ruf nahi mungkar” beberapa kali seperti dalam surah Ali Imron ayat 109 : “dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam) dan menyuruh segala perbuatan baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji) dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya.
Secara prinsipnya pengamal agama Islam dituntut untuk menyampaikan kebenaran dan melarang perkara-perkara yang tidak baik.














DAFTAR PUSTAKA



http://ms.wikipedia.org/wiki/Amar ma%27ruf nahi munkar, diakses tgl 10-10-09

http://konsultasi.wordpress.com/2007/01/13, amar-makruf nahi mungkar, diakses tgl 10-10-09

http://penjelasan hadist arbain, (http://trimudilah.wordpres.com, diakses tgl 10-10-09
PERANAN HATI BAGI MANUSIA

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Pada Mata Kuliah “Hadits Tematis”



Dosen Pengampu:
Moh. Akib, M.Ag











Disusun Oleh:
MAHFUD
9331 011 08

Jurusan Ushuluddin Prodi Perbandingan Agama
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2010

A. Hadits Hasan
وَعَنْ وابصة بن معبد رضي الله عنه قال : اتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : جيت تسأل عن البرّ قلت : نعم، قال : اِستمت قلبك، البر ما اطمأنت إليه النفس واطمأنّ إليه القلب، والاٍثم ما حاك فى النفي وترتد فى الصدر، وإن أفتاك الناس وأقتوك.
( حديث حسن رويناه فى مسندى الإمامين أحمد بن حنبل والدارمى بإسناد حسن)

Artinya: “Dari wabsshihah bin Ma’ad radiallahuanhu dia berkata:saya mendatangi rasulullah saw, lalu belia bersabda: mintalah pendapat pada hatimu, kebaikan adlah apa yang hati tenang karenana, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang memberi fatwa dan mereka membenarkannya”.
(Hadist Hasan kami riwayatkan dari dua masnad Imam Ahmad bin Hambal dan Ad Darimi dengan sanad yang Hasan).
B. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah terbaik dan paling sempurna kejadiannya berbanding makhluk lain yang menghuni alam ini. Dalam hal ini, Allah mengiktiraf kesempurnaan penciptaan manusia berdasarkan firman-Nya
Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (dan berkelengkapan sesuai dengan keadaannya). (QS. At-Tin.: 4).
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Manusia diciptakan daripada beberapa elemen utama hingga mewujudkan identitinya sebagai manusia yaitu jasad, akal, roh, nafsu dan hati. Namun, daripada semua elemen menghiasi seseorang manusia itu, ada satu unsur paling penting dalam ajaran Islam yang diambil kira daripada keseluruhan amalan keagamaan adalah intinya, bukannya kulitnya, bentuk dalamannya bukannya bentuk luarannya dan hatinya bukannya jasadnya atau lisannya.
Oleh itu, Rasulullah bersabda bermaksud:
Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada jasad dan rupa bentuk kamu, tidak kepada keturunan dan harta kekayaan kamu, sebaliknya Allah memandang kepada hati kamu. Maka, sesiapa memiliki hati suci bersih, nescaya Allah amat mencintai orang tersebut. Ketahuilah! Wahai Anak Adam bahawa orang yang paling dicintai Allah ialah orang yang paling bertakwa di kalangan kamu. (Hadis riwayat Muslim dan Tabrani).
Hati manusia juga bertindak sebagai raja bagi keseluruhan anggota tubuh badan yang lain. Dengan kata lain, baik dan buruk, sejahtera atau sengsara, sihat atau sakit dan sebagainya amat bergantung kepada kedudukan hatinya. Sekiranya baik hati, maka baiklah seluruh anggota tubuh yang lain dan begitulah sebaliknya. Dalam hal ini, Rasulullah pernah bersabda bermaksud:
Sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging. Apabila dia baik, maka baiklah seluruh jasad. Tetapi, apabila dia rosak, maka rosaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahawa dia itu ialah hati. (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Hati memainkan peranan penting dalam mencerminkan dan menentukan kemuliaan atau kehinaan peribadi serta jati diri seseorang sama ada sebagai seorang yang salih mahu pun sebagai seorang yang toleh. Malahan, hati juga dianggap agen penentu kepada hidup dan matinya jasad manusia. Tidak berfungsinya anggota tubuh badan manusia secara keseluruhannya adalah kerana terlucutnya roh yang bertapak dalam hatinya. Hatilah tempat bertapaknya iman, takwa, sifat mahmudah, niat dan dalam ketika yang lain, di sinilah juga terletaknya kekufuran, nifaq dan sifat mazmumah.
Yang paling menarik, dalam helaian al-Quran perkataan hati biasa disebut sebagai al-qalb yang membawa maksud sesuatu yang tidak tetap, berubah-ubah dan berdolak-dalik. Bertepatan dengan konotasi al-qalb, maka hati begitu mudah berubah-ubah dari satu keadaan ke satu keadaan yang lain. Di dalam hati ada dua unsur kekuatan yang sentiasa berlawanan antara satu sama lain iaitu antara iman dengan kufur, kebaikan dan keburukan, taat dan ingkar, hak dan batil dan sebagainya.
Apabila ditinjau dalam al-Quran, ada banyak rangkaian ayat membicarakan mengenai hal hati terutama hati yang bersih lagi suci daripada sebarang karat dosa dan maksiat. Hati yang bersih lagi suci itu ialah hati yang diterangi dengan cahaya Ilahi dan tidak terselit sedikit pun perasaan keraguan dan kesyirikan dalam hatinya. Seterusnya, hati yang bersih menyakini bahawa segala apa yang wujud di alam semesta ini dicipta Allah yang Maha Berkuasa, sekali gus bertindak sebagai pentadbir mutlak ke atas sekalian alam ini.
Hati yang bersih juga adalah hati yang terhindar daripada sebarang penyakit hati seperti dendam kesumat, dengki, fitnah dan lain-lain lagi sifat yang tercela. Hati yang bersih adalah dipenuhi dengan iman, hidayah petunjuk dan takwa. Di dalamnya, sarat dengan gelora kerinduan, kecintaan, ketaatan dan ketundukan yang kudus kepada Allah. Justeru, hati ialah tempat bertapaknya nilai kebaikan seperti khusyuk, tawaduk, sabar, tawakal, syukur, istiqamah, pemaaf dan lain-lain lagi sifat mahmudah.
Rasulullah amat menggalakkan umatnya memiliki hati yang bersih ini hingga dianggap sebagai seorang manusia terbaik. Dalam hal ini, Baginda pernah ditanya oleh seorang sahabat:
Siapakah manusia yang terbaik. Baginda menjawab: Orang mukmin yang bersih hatinya. Kemudian baginda ditanya lagi: Siapakah orang mukmin yang hatinya bersih? Lantas Nabi pun menjawab: Iaitu orang yang bertakwa, hatinya bersih, tidak melakukan kedurhakaan dan pergkhianatan terhadap Allah, tidak berdendam dan mendengki kepada orang lain. (Hadis riwayat Ibnu Majah)
Perlu ditegaskan Allah akan memberikan ganjaran kepada setiap hamba-Nya yang berniat melakukan sesuatu kebajikan, tetapi Allah tidak pula mencatatkan keburukan ataupun dosa kepada seorang yang hanya berniat di hatinya untuk melakukan kejahatan dan kejahatan tidak pula dilakukannya di dalam alam realiti. Demikianlah betapa Allah bersifat Maha Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap hamba-Nya.
Selanjutnya, Allah hanya akan menilai apa diperbuat dan dilakukannya sebagai balasan dan bekalan pada hari kemudian kelak. Sehubungan itu, orang tidak akan menilai lagi apa terpendam dalam hati seseorang, sebaliknya apa dizahirkan dan dilahirkan melalui anggota tubuh badan seseorang adalah cerminan apa yang tersemat dalam hati itulah yang akan menjadi neraca penilaian. Oleh itu, amalan tidak beretika dan bermoral yang semakin berleluasa di dalam masyarakat kita itu adalah isyarat hati seseorang kotor, hati ketandusan nilai kerohanian yang luhur dan jauh daripada prinsip ajaran Islam yang sebenarnya.
C. pembahasan
Pernah berlaku peristiwa seperti diriwayatkan Sahl bin Sa’ad berkata: Ada seorang lelaki yang lalu melewati hadapan Rasulullah, lalu Baginda bertanya kepada sahabat yang duduk di sebelah Baginda: Apakah pendapatmu mengenai orang ini? Maka sahabat itu pun berkata: Dia adalah seorang lelaki daripada kalangan terhormat. Demi Allah! Orang ini sangat layak dinikahi jika dia datang melamar, diberi syafaat jika dia meminta syafaat. Rasulullah pun diam seketika. Kemudian, datang pula seorang lelaki melewati hadapan Baginda. Baginda kembali bertanya: Apakah pendapatmu mengenai orang ini pula? Lantas sahabat itu pun berkata: Wahai Rasulullah! Dia ini adalah daripada kalangan orang fakir miskin. Dia ini sememangnya layak ditolak jika datang melamar, tidak layak diberi syafaat jika dia meminta dan juga tidak layak diberi perhatian jika dia berbicara. Maka Rasulullah bersabda bermaksud: Orang ini (yang kedua) jauh lebih baik daripada orang yang pertama tadi.
Jelas kisah dipaparkan itu bahawa nilai dan taraf seseorang manusia bukannya diukur daripada kebesaran rupa lahiriahnya, bukannya daripada kekayaannya, bukan daripada kemuliaan nasab keturunannya, bukan dari ketrampilannya yang menarik dan bukan pula daripada kemasyhuran atau ketinggian pangkatnya. Sebaliknya, neraca piawaian yang sebenarnya di sisi Allah ialah sepohon iman yang bertapak kukuh di dasar hatinya, buah amal yang dihasilkan pepohon iman dibajai dengan keikhlasan, ketakwaan dan ketundukan yang penuh tulus ke hadrat Allah.
Sungguh luar biasa peranan hati (qalbu) bagi manusia dalam kehidupannya. Baik buruknya suatu sifat dan tindakan seseorang sering dikaitkan dengan gambaran keadaan hatinya. Kehendak hati bahkan lebih besar pengaruhnya terhadap perbuatan seseorang jauh melampaui otak. Seseorang dapat saling mencinta pun saling membenci karena hati. Sifat baik ataupun buruk yang menemani perjalanan hidup seseorang pun tak luput dari peranan hati dalam dirinya.
Hati memang yang paling lazim digunakan untuk menggambarkan diri seseorang yang sebenar-benarnya. Sering kita mendengar kalimat-kalimat seperti “Itukan hanya luarnya saja, siapa yang tahu di dalam hatinya seperti apa” atau kalimat sejenis lainnya. Memang tak akan ada yang bisa mengetahui keadaan hati seseorang kecuali tentunya Allah dan dirinya sendiri.
Sayang tak selamanya hati terbebas dari beragam penyakit hati. Cahaya hati yang seharusnya bisa membuat seseorang melihat lebih jelas tentang hal yang baik dan buruk pun bisa meredup atau bahkan hilang sama sekali akibat penyakit-penyakit hati tersebut. Sifat iri, dengki, ataupun kesombongan hanyalah sebagian kecil dari penyakit hati yang sering kali melekat pada diri seseorang. Sebagian orang merasa wajar dan memaklumi hal tersebut, tak sepenuhnya salah karena memang manusia adalah makhluk yang lemah dan penuh dengan kekurangan.
Namun bukan hal yang mustahil jika seseorang mampu terbebas dari penyakit yang mampu meredupkan cahaya hatinya tersebut. Banyak cara untuk menjaga cahaya hati dari kepadamannya. Lalu kepada siapakah kita meminta pertolongan ketika cahaya hati mulai terasa padam??
Seorang guru pernah mengajukan pertanyaan ringan kepada murid-muridnya, sang guru bertanya “Apa yang akan kalian lakukan jika seandainya hendak mengunjungi rumah tetangga namun ada Anjing penjaga yang galak dan hobi menggigit ?”. Banyak jawaban yang muncul dari pertanyaan tersebut. Seseorang bisa saja tetap nekat masuk dengan resiko digigit, ataupun mengurungkan niatnya untuk mengunjungi tetangganya itu. Lalu bagaimana dengan jawaban sang guru? Beliau mengatakan bahwa cara terbaik adalah dengan meminta bantuan kepada si pemilik anjing tersebut. Seekor anjing penjaga seberapapun galaknya tetap akan menuruti perintah pemiliknya.
Lalu adakah hubungan antara analogi anjing penjaga di atas dengan hati manusia? Jawabannya tentu saja ada. Pertanyaan yang harus kita renungkan sebelumnya adalah, kepada siapa kita meminta pertolongan ketika hati kita mulai kehilangan cahayanya? Tentu saja kepada Sang Pemilik Hati Manusia yang mampu membolak-balikan hati makhluk ciptaanNya. Allah yang mampu menerangi hati dari kekelamannya, memberikan cahaya untuk keluar dari kegelapan hati. Karena itu, jika cahaya hati dalam dirimu terasa mulai padam maka minta lah kepada Sang Pemilik Hati untuk menyalakan kembali cahaya hati tersebut.
اللَّهُ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Permumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak di sentuh api. Cahaya di atas cahaya, Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS.An-Nur: 35)
Mitalah pendapat pada hatimu. yang dimaksud mintalah pendapat padda hatimu, disini dapat diphami bahwa segala apa yang akan kita lakukan adalah kehendak hati semata, maka apabila hati kita menginginkan melakukan kebaikan maka baik pula amal dan perbuatan kita dan apabila hati kita menghendaki keburukan maka buruk pula amal dan perbuatan kita.
Maka dari itu kita harus menjaga hati kita agar hati kita menuntun kita kejalan yang benar sebab hati ada dua macam yaitu hati yang sehat dan yang sakit.
a. hati yang sehat.
1. Selalu menekan pemiliknya, sehingga dia kembali kepada Allah.
2. tak pernah membiarkan waktunya berlalu tanpa berdzikir kepada Allah.
3. Apabila terlewatakan waktunya tanpa berdzikir, dia merasakan sakit mmelebihi sakitnya kehilangan harta .
4. Dia lebih merasakan lezatna ibadah dari pada lezatnya makanan dan minuman.
5. Apabila dia masuk kedalam sholat maka hilang segala kesedihan dan kebingungannya.
6. Dia lebih pelit kepada waktunya berlalu untuk berlalu dengan sia-sia melebihi pelitnya orang yang bakhil kepada hartanya.
7. Fokus perhatiannya hanya kepada Allah.
8. Perhatian untuk memperbaiki amal lebih besar dari pada substansi amal itu sendiri.
b. Tanda hati yang sakit
1. Tidak merasa sedih karena dosa dan kesalahan.
2. menikmati kemaksiatan dan merasa tenang setelah melakukannya.
3. Mendahuluka yang tidak bermanfaat dari pada yang bermanfaat.
4. Membenci kebenaran dan merasa sempit dengannya.
5. Merasa terasing ketika bersama orang yang sholeh.

Dari tanda-tada tersebut jadi jelas kenapa rasulullah ketika ditanya tentang kebaikan, beliau menjawab mintalah pendapat pada hatimu. Itu karena hati yang selalu berkata dan berkehendak.
Rasulullah saw. bersabda, “Berapa banyak orang yang mendirikan shalat, tetapi hasilnya hanya payah dan lelah.”
Ketahuiah bahwa shalat itu adalah dzikir, bacaan, berharap, bermunajat dan berdialog. Semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan menghadirkan hati dimana hal itu dapat menghasilkan pemahaman, pengagungan, penghormatan, harapan dan rasa malu. Ringkasnya, semakin bertambahpengetahuan seseorang akan Allah SWT., maka akan bertambah pula rasa takutnya dan pada akhirnya dan pada akhirnya dapat menghadirkan hati.
Saat mendengar seruan adzan, hadirkan dalam hatimu seruan mengerikan pada hari kiamat, sehingga baik lahir maupun batinmu akan secara cepat meresponnya. Sesungguhnya, mereka yang segera menjawab seruan adzan adalah mereka yang pada hari penentuan terbesar dipanggil dengan lemah lembut.
Jika engkau mendapati hatimu dipenuhi dipenuhi dengan kegembiraan dan keceriaan untuk segera memenuhi panggilan adzan, maka kondisimu pada hari penentuan terbesar tersebut juga akan sama seperti itu. Rasulullah saw. bersabda, “Gembirakanlah kami dengan suara adzan, ya Bilal” sebab adzan adalah permata hati beliau dalam shalat.
Makna bersuci yang sebenarnya adalah suci hati dari selain Allah. Dengan kesucian hati, maka shalat akan sempurna. Jika engkau dapat menutup auratmu yang nampak dengan pakaian, maka apa yang dapat menutupi aurat batinmu dari Allah SWT.?
Beretikalah saat berada di hadapan Allah. Ketahuilah bahwa Ia mengetahui segala rahasiamu. Berendah dirilah engkau dengan batin maupun zahirmu. Bandingkan perilakumu saat berada di hadapan Allah SWT. dengan perilakumu saat berada di hadapan raja. Sungguh kemuliaan raja tidak ada apa-apanya dibanding kemuliaan Allah, karena mereka semua adalah makhluk-Nya. Jika engkau telah dapat melakukan ini, maka engkau tidak akan menjadi pendusta saat mengatakan, “Wajjahtu wajhiya (aku hadapkan wajahku)” dan saat mengucapkan, “Hanifan musliman wa ma ana minal musyrikin (dalam kondisi hati yang lurus dan sebagai seorang muslim. Dan aku tidak termasuk golongan orang-orang musyrik).” Juga saat mengucapkan, “Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillah (sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah).” Perhatikanlah, jangan sampai bacaanmu ini engkau dustakan karena dapat menjadi penyebab kehancuranmu.
Ingatlah selalu kebesaran dan keagungan Allah SWT. saat engkau ruku’ dan sujud. Pahamilah itu dan ketahuilah betapa kecilnya dirimu dihadapan-Nya. Dengan rahmat-Nya, Ia menjadikanmu sebagai manusia yang layak untuk bermunajat kepada-Nya. Maka, jagalah etika dan kehadiran hatimu saat berada dihadapan-Nya.
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah akan terus memperhatikan (menyambut) orang yang shalat selama ia tidak berpaling.” Di lain hadits beliau bersabda, “Seorang hamba yang mendirikan shalat, pahalanya tidak dicatat baginya; baik setengah, sepertiga, seperempat, seperlima, seperenam, maupun sepersepuluh. Pahala yang dicatat baginya adalah sebatas apa yang dipahaminya.” Oleh karena itu, jaga diri dan hatimu agar tidak berpaling.
Mewaspadai bisikan nafsu merupakan hal yang penting. Hal ini merupakan salah satu cara untuk membersihkan jiwa dari keburukan-keburukan. Namun mewaspadainya tanpa mewaspadai bisikan yang lain adalah merupakan jalan yang timpang. Sebagian kaum sufi berada pada jalan yang timpang ini. Mereka begitu memperhatikan aib jiwa dan keburukan nafsu, namun lupa memperhatikan bisikan yang lain. Bisikan yang lain itu adalah godaan setan.
Ternyata masalah setan lebih banyak disebut dalam Al-Quran dan Al-Hadits daripada masalah nafsu.Dalam Al-Quran, nafsu madzmumah (yang buruk dan jahat) disebutkan dalam surah Yusuf ayat 53 dan surat An-Nazi’at ayat 40. Adapun nafsu lawwamah (yang suka mencela) disebut dalam surat Al-Qiyamah ayat 2. Sedangkan masalah setan lebih banyak disebutkan. Hal ini disebabkan kejahatan dan rusaknya nafsu sebenarnya dikarenakan godaan setan.Sehingga, godaan setan itulah yang menjadi poros dan sumber kejahatan.
Allah memerintahkan hamba-Nya agar berlindung dari setan saat membaca Al-Quran dan lainnya. Sebaliknya, Allah tidak memerintahkan, meski dalam satu ayat, agar kita berlindung dari nafsu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghimpun permohonan perlindungan dari nafsu dan setan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, “Bahwasanya Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu berkata, ‘Wahai Rasulullah! Ajarilah aku sesuatu yang harus kukatakan jika aku berada pada pagi dan petang hari.’ Beliau menjawab, ‘Katakanlah, Ya Allah yang Maha Mengetahui yang gaib dan nyata, pencipta segenap langit dan bumi, Tuhan dan pemilik sesuatu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan nafsuku dan dari kejatahan setan beserta sekutunya, dan dari melakukan kejahatan terhadap nafsuku atau aku melakukannya terhadap seorang muslim.’…” (Riwayat At-Tirmidzi, Abu Daud, dan Ad-Darimi)
Memohon perlindungan kepada Allah atau isti’adzah mempunyai makna meminta penjagaan-Nya serta bersandar dan mempercayakan kepada-Nya.

D. Syarat mufradhat.

Mintalah pendapat pada hatimu

Kebaikan adlah apa yang hati tenang karenana

Dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa

Meskipun orang memberi fatwa dan mereka membenarkannya”.
اِستمت قلبك إليه

البر ما اطمأنت

النفس واطمأنّ إليه القلب

وإن أفتاك الناس وأقتوك.










E. Sanad hadist



١ وابمة بن معبد


٢ عبد الله


٥ معا ويه


٣ عبد الرحمن

وا بعصة معبد



عبدالله

أيوب



عبد الرحمن

مو ضع اانقطاع


الزبيد


حمادبن سلمة



يزيد بن هارون سفيان بن عييتة عفان بن سلم



F. Kesimpulan
Semoga apa yang telah diterangkan pada makalah ini kita semakin baik dalam menjaga hati kita, dan sebaliknya kita dapat mengendalikan nafsu kita yang akan selalu akan membawa kita kedalam neraka. atas selesainya makalah ini kami ucapkan terima kasi kepad bapak dosen yang telah sudih mengoreksi makalah kami yang begitu jauh dari sempurna, semoga pada makalah-makalah yang selanjutnya akan lebih baik.
























DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman al- Umar Nasyir,. tafsir surat AL-Hujurat. jakarta timur: pustaka alutsar, 2001.

Melumpuhkan Senjata Syetan, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Darul Falah
http://nurjeehan.hadithuna.com/2008/05/hati-cermin-nilai-peribadi-jati-diri
http://asylum-doll.deviantart.com cahaya hati
http://dkmfahutan.wordpress.com/2008/08/22/amalan-hati-dalam-shalat.

Selasa, 05 Januari 2010

BAWEAN BERSIAP, “SEHARUSNYA DEWAN BERSIAP JUGA”

Kita telah mengenal apa yang dinamakan dengan panorama alam yang begitu mengagumkan, diberbagia belahan bumi nusantara, mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama (Bali, Batam, Lamongan). Tapi kita sebagai masyarakat Bawean jangan merasa rendah diri karena kita juga memiliki keidahan yang begitu mengagumkan.
Kita harus memperkenalkan keindahan pesona alam kita kepada masyarakat luas. Keindahan alam kita sudah tak dapat diragukan lagi, karena keindahan alam yang ada di Bawean sudah terkenal dimata dunia. Kita patut bersyukur kepada Allah SWT. Yang telah menganugrahkan sebuah keindahan alam yang begitu mempesona, sebut saja seperti: Selayar, Jherat Lanjheng (kuburan panjang), Danau Toba, kebun salak, dan masih banyak lagi yang masih belum kita sebutkan. Sudah sepantasnya kita harus melestrikan semua apa yang Tuhan berikan kepada kita semua khususnya masyarakat Bawean.
Bawean adalah sebuah kebaggaan tersendiri bagi saya, mungkin karena saya putra Bawean asli?, mungkin!. Walaupun aku sekarang hidup di luar Bawean bukan berarti saya tidak pernah memikirkan tentang Bawean. Bawean dengan panorama alam yang begitu indah, Bawean dengan kultur budaya yang begitu khas, Bawean dengan agamanya yang begitu membanggakan.
Sebentar lagi kita akan menyaksikan Bawean akan menjadi pulau wisata, tentu itu semua karena panorama alam yang begiu mengagumkan. Maka dari itu kita harus segera berbenah diri, dalam menghadapi sebuah realita yang akan segera datang kepada kita. untuk mempersiapakn diri tentu tidak hanya menjaga panorama alamnya saja, tetapi kita juga harus menjaga generasi mudah yang ada di Bawean, tentu dengan bekal ilmu pengetahuan yang cukup, baik itu ilmu agama maupun ilmu umum. Namun yang terpenting adalah menjaga kedua-duanya, agar kita terhindar dari segala dampak yang akan disebabkan oleh segala bentuk perkembangan, baik itu di bidang social, politik, maupun itu dibidang sains dan teknologi.
Memang sebentar lagi kita akan segera memasuki babak baru ataupun dunia baru, bawean dan masyarakatnya harus segera bersiap dalam menghadapi segala bentuk kemungkinan. Namun disaat masyarakat Bawean sudah bersiap-siap, tapi kenapa listrik di Bawean belum menunjukkan taringnya untuk bersiap diri dalam menghadapi Bawean di masa yang akan datang.
Bagaimana mungkin kita akan mendapakan sesuatu yang lebih bermanfaat dari kemajuan itu sendiri sementara listriknya mati-matian seperti itu, apakah itu Persiapan yang sesungguhnya, jika memang itu persiapannya lalu kenapa masyarakat mau menerima begitu saja. Dan kalau itu adalah rencan pemerintah kenapa kok masih sperti ini, ayo bagun dari tidurmu, wilayah kekuasaanmu bukan hanya terbatas pada kota Gresik saja tetapi seluruh wilayah kekuasaanmu termasuk Bawean, lalu mana wakil daerah yang sekarang terpilih menjadi anggota dewan, apakah masih sibuk menghitung uang yang telah di keluarkan selama kampaye, ataukah masih sibuk memikirkan bagaimana caranya mengembalikan semua itu.
Loh kalau masih demikian apakah sudah siap Bawean menjadi tempat wisata, dimana orang dari berbagai belahan dunia akan datang untuk menikmati segala fasilitas yang ada, dan untuk menikmati keindahan alam sertsa kemewahaan infra struktur yang ada di Bawean. Tapi yang saya tahu jalan raya yang ada di Gresik itu bagus, lalu kenapa jalan yang ada di Bawean itu sepeti sugai?. Apakah mungkin itu masih menunggu Bawean benar-benar resmi menjadi pulau wisata, itu namanya bukan Bawean beriap, tetapi Bawean menuggu, menuggu sampai wakilnya yang sekarang duduk sebagi dewan Itu bangun.
Ayo bagun sekarang jagan menunggu sampai gak bisa bangun lagi!!!!!!!!!!!!!.